Suarantt.id, Kefamenanu-Kasus pencurian kembali terjadi di rumah adat Suku Tutpai Ume Naek, Bitauni, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Para pencuri menggasak sejumlah barang pusaka peninggalan nenek moyang pada Selasa (28/1/2025) dini hari sekitar pukul 00.00 hingga 03.00 WITA. Kejadian tersebut menyisakan hanya peti kosong di dalam rumah adat.
Berdasarkan informasi yang diterima pada Rabu (29/1/2025), barang-barang berharga yang dicuri meliputi kelewang, tas yang terbuat dari uang koin, ikat pinggang perak, serta satu peti besar berisi uang koin. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 250 juta.
Iren Tutu, salah satu perwakilan keluarga Suku Tutpai, menjelaskan bahwa ini bukan pertama kalinya rumah adat tersebut menjadi sasaran pencurian. “Ini merupakan kejadian yang kedua. Pencurian sebelumnya terjadi pada September 2024. Semua barang pusaka di rumah adat habis dicuri, hanya menyisakan peti kosong,” ujarnya kepada wartawan.
Menurut Iren, pencuri kali ini masuk dengan membobol atap rumah adat yang terbuat dari alang-alang. Ia juga menambahkan bahwa dua rumah adat lainnya di sekitar lokasi juga menjadi sasaran pada malam yang sama. “Diperkirakan pencurian dilakukan oleh kelompok,” ungkapnya.
Barang-barang yang dicuri memiliki nilai sejarah tinggi, di antaranya kelewang yang digunakan leluhur saat berperang melawan penjajah serta tas antik berbahan uang koin yang telah diwariskan selama delapan generasi. Iren menduga barang-barang tersebut dicuri untuk dijual ke penadah barang antik.
“Kami berharap jika ada penadah yang menerima atau membeli barang pusaka tersebut, mohon mengonfirmasi kepada kami karena itu adalah peninggalan berharga keluarga kami,” harap Iren.
Ia juga menyebutkan bahwa pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polsek Insana sejak pencurian pertama. “Kami berharap polisi dapat mengusut kasus ini hingga tuntas dan menangkap pelaku pencurian,” tutupnya.
Kasus pencurian di rumah adat ini menjadi perhatian serius karena rumah adat merupakan simbol budaya dan sejarah masyarakat Timor Tengah Utara. Masyarakat berharap pihak berwajib dapat meningkatkan pengawasan dan keamanan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.





