Suarantt.id, Kupang-UPTD Museum Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar program edukatif “Belajar Bersama di Museum” bertema Benda Koleksi Museum sebagai Warisan Budaya Daerah Masyarakat NTT pada 15-16 Mei 2025. Selama dua hari, ratusan peserta mulai PAUD hingga SMK dikenalkan pada kekayaan budaya daerah lewat koleksi museum dan ragam aktivitas interaktif.
Hari Pertama: Dongeng Transportasi Tempo Dulu
Gelombang pertama diikuti siswa-siswi SD Inpres Liliba, SDI Kuanino 3, SDI Oetete 2, TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Pos PAUD Lorens TP PKK Provinsi NTT, TK Hosana, dan PAUD Ebenezer Oebobo.
Kegiatan dibuka dengan sesi bercerita. Para guru dan narasumber menyajikan dongeng tentang kehidupan masa lampau, khususnya keterbatasan alat transportasi sebelum hadirnya mobil dan sepeda motor. Kepala Seksi Edukasi dan Publikasi Museum NTT Dr. Wenseslaus Gampur, S.Pd., M.Si menjelaskan tujuan di balik pendekatan naratif tersebut.
“Dulu alat transportasi sangat terbatas, tapi orang sanggup berjalan berhari-hari. Kami ingin anak-anak membandingkan kenyamanan modern dengan ketangguhan masa lalu, lalu menangkap nilai perjuangan, ketekunan, dan jejak peradaban,” ujarnya.
Ia juga menambahkan kisah kapal rempah Victoria yang pernah singgah di Kupang untuk mengenalkan sejarah maritim NTT.
Apresiasi dari Pimpinan Museum
Kepala UPTD Museum NTT, Aplinuksi M. A. Asamani, S.Sos., M.Si., mengapresiasi partisipasi para pendidik dan narasumber.
“Ini bukan sekadar belajar sejarah, melainkan membentuk kepribadian dan identitas anak-anak sebagai putra-putri NTT. Dengan bangga pada budayanya, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” tegasnya.
Hari Kedua: Materi Antikorupsi & Kearifan Lokal
Pada 16 Mei, giliran peserta jenjang SMP dan SMK. Narasumber dari berbagai latar belakang—termasuk perwakilan Provinsi Jawa Timur—akan membawakan materi tambahan, di antaranya edukasi antikorupsi serta diskusi koleksi museum terkait etika dan nilai moral.
Langkah Konkret Pendidikan Kontekstual
Program Belajar Bersama di Museum menjadi upaya nyata Museum NTT menghadirkan pendidikan kontekstual berbasis budaya lokal. Lewat pengalaman langsung dengan artefak dan narasi sejarah, generasi muda diharapkan tumbuh dengan rasa bangga sekaligus kesadaran menjaga warisan budaya daerah. ***





