BI NTT Perkuat Sinergi untuk Dorong UMKM dan Ekonomi

oleh -514 Dilihat
Para Jurnalis di Acara Sante-Sante Duduk Ba Omong dengan Media. (Foto Humas BI Perwakilan NTT)

Suarantt.id, Kupang-Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi syariah (Eksyar) di wilayah tersebut. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang tertuang dalam Asta Cita dan Dasa Cita Pemerintah guna mewujudkan NTT yang lebih maju dan sejahtera.

Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, Keuangan, dan Syariah BI NTT, Reyza Lisembina Budiarjo, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pasar ekonomi syariah yang besar, yang menjadi peluang bagi pelaku UMKM di NTT. “Kami melihat ini sebagai kesempatan bagi UMKM NTT untuk memperluas jangkauan pasarnya, terutama di sektor makanan dan minuman halal serta modest fashion,” ujarnya dalam acara Sansando Dia (Sante-sante Duduk ba Omong deng Media) di Kantor Perwakilan BI NTT pada Kamis (27/02/25).

Strategi 3S dan Penguatan Ekosistem UMKM

BI NTT mengimplementasikan strategi 3S (Synergizing, Strategizing, Strengthening) dalam pengembangan UMKM dan ekonomi syariah. Saat ini, BI NTT telah melakukan pendampingan terhadap 42 UMKM binaan dengan pendekatan berbasis asesmen Korporatisasi, Kapasitas, dan Pembiayaan.

Selain itu, BI NTT juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, akademisi, perbankan, dan pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM. Berbagai program penguatan yang telah dilakukan mencakup:

  • Pelatihan dan bimbingan bagi pelaku UMKM,
  • Penguatan kelembagaan kelompok usaha,
  • Fasilitasi business matching,
  • Dorongan bagi UMKM untuk memperoleh sertifikasi halal guna meningkatkan daya saing mereka.

Dukungan terhadap Ekosistem Industri Kreatif Syariah (IKRA)

Untuk memperluas akses pasar, BI NTT juga mendukung UMKM daerah agar terintegrasi dalam ekosistem Industri Kreatif Syariah (IKRA). IKRA mempertemukan pelaku usaha syariah dari sektor modest fashion serta makanan dan minuman halal dalam satu jaringan yang mencakup pengembangan kapasitas, branding, hingga strategi pemasaran.

BACA JUGA:  BI NTT Bersama Perbankan Gelar SERAMBI 2025: Jaga Ketersediaan Rupiah di Bulan Penuh Berkah

“UMKM yang sudah memenuhi kriteria berpeluang masuk dalam rantai pasok halal nasional maupun internasional,” tambah Reyza. Dengan bergabung ke dalam ekosistem ini, UMKM NTT dapat lebih mudah mengakses pasar yang lebih luas serta mendapatkan pendampingan dalam pengelolaan usaha berbasis ekonomi syariah.

Sinergi dengan SINODE GMIT untuk Penguatan UMKM di Pedesaan

Selain menggandeng pemerintah dan dunia usaha, BI NTT juga bersinergi dengan SINODE GMIT dalam upaya pengembangan UMKM hingga ke wilayah pedesaan. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat melalui penguatan sektor pertanian, hilirisasi pangan, serta pengembangan pariwisata.

Dengan jaringan luas GMIT di NTT, diharapkan langkah ini dapat menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini belum mendapatkan akses pendampingan ekonomi secara optimal. Sektor pertanian dan pariwisata menjadi prioritas karena memiliki serapan tenaga kerja yang tinggi, mencapai lebih dari 50 persen dari total angkatan kerja di NTT.

“Kami percaya bahwa penguatan sektor ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memberikan tambahan pendapatan yang signifikan bagi masyarakat,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, Agus Sistvo Widialo.

Melalui berbagai inisiatif tersebut, BI NTT berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan fokus pada pemberdayaan UMKM dan penguatan ekonomi berbasis syariah. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.