Komisi IV DPRD NTT Apresiasi ASDP, Dorong Pembangunan Ruang Khusus Jenazah dan Optimalisasi Lintasan Ferry

oleh -103 Dilihat
Anggota DPRD NTT dari Fraksi PKB, Ana Waha Kolin. (Foto Hiro)

Suarantt.id, Kupang-Komisi IV DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan apresiasi kepada pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atas komitmen mereka dalam meningkatkan pelayanan penyeberangan di wilayah NTT. Salah satu perhatian khusus yang menjadi sorotan Komisi IV adalah usulan pembangunan ruang khusus bagi jenazah di pelabuhan Ferry Bolok, yang disambut positif oleh pihak ASDP.

Sekretaris Komisi IV DPRD NTT, Ana Waha Kolin, menjelaskan bahwa selama ini tidak ada fasilitas khusus bagi jenazah di pelabuhan penyeberangan. Kondisi tersebut kerap menyulitkan keluarga yang membawa jenazah dari satu pulau ke pulau lain, terutama ketika menunggu waktu keberangkatan kapal.

“Kami sampaikan kepada pihak ASDP bahwa selama ini jenazah yang hendak diberangkatkan bercampur dengan penumpang umum. Itu tentu tidak pantas dan kurang menghormati yang telah berpulang. Karena itu kami usulkan adanya ruang khusus bagi jenazah dan ruang doa bagi keluarga,” ujar Ana Waha Kolin kepada wartawan di ruang Komisi IV DPRD NTT pada Rabu, 15 Oktober 2025.

Menurutnya, pihak ASDP sangat apresiatif dan terbuka dengan usulan tersebut. Mereka bahkan menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Kantor Otoritas Pelabuhan (KOSP) untuk menyiapkan ruang khusus bagi jenazah di kapal maupun di area pelabuhan.

“Pihak ASDP sangat senang dengan usulan ini dan siap mengupayakannya. Kami tentu memberi apresiasi atas respons cepat dan niat baik mereka,” tambah Politisi PKB NTT ini.

Selain membahas fasilitas ruang jenazah, Komisi IV juga menyoroti layanan lintasan ferry yang selama ini belum optimal di sejumlah rute strategis, seperti Kupang–Ende dan Kupang–Lewoleba (Lembata).

Ana mengungkapkan, beberapa rute tersebut berhenti beroperasi karena kapal yang sebelumnya melayani lintasan itu dikelola oleh perusahaan lain yang kini mengalami kendala teknis. Oleh karena itu, Komisi IV mendorong agar ASDP dapat mengambil alih dan mengelola kembali lintasan tersebut, mengingat pentingnya konektivitas antar pulau bagi masyarakat NTT.

“Kapal ferry merupakan urat nadi transportasi laut masyarakat NTT. Jika lintasan-lintasan ini tidak beroperasi, dampaknya besar bagi mobilitas warga, terutama pada momen-momen penting seperti Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.

Dalam pertemuan itu, Komisi IV juga menyoroti keberadaan kapal Ferry Jatra, yang dulunya beroperasi di NTT namun kini direncanakan dipindahkan ke Sumatera Utara. Padahal, kapal tersebut dinilai ideal untuk melayani rute-rute di NTT karena kapasitasnya besar dan cocok dengan kondisi laut pada musim angin barat.

“Kami minta Pemprov NTT melalui Dinas Perhubungan segera bersurat ke Kementerian Perhubungan agar Ferry Jatra tetap dialokasikan untuk NTT. Kapal itu sangat dibutuhkan di sini,” tegas Ana.

Komisi IV DPRD NTT juga berencana melakukan koordinasi lintas komisi, termasuk dengan Komisi III, untuk membahas langkah advokasi bersama terhadap pemerintah provinsi dan pihak terkait di tingkat pusat.

“Kami tidak mencari siapa yang salah atau benar. Yang penting, solusi harus dicarikan. Kami akan duduk bersama antar komisi untuk memastikan rekomendasi ini bisa ditindaklanjuti,” tandasnya.

Melalui hasil kunjungan kerja dan dialog dengan ASDP, Komisi IV menilai perusahaan tersebut telah menunjukkan kinerja yang positif, termasuk dalam penerapan sistem tiket daring (online) dan peningkatan ketepatan waktu keberangkatan.

“Kita harus apresiasi bahwa layanan ASDP kini jauh lebih tertib dan disiplin. Semoga ke depan pelayanan terus meningkat, terutama dengan adanya fasilitas baru yang lebih manusiawi seperti ruang jenazah,” tutup Ana. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.