Pemkot Kupang Dukung Pawai Ogoh-Ogoh Jadi Wisata Religi

oleh -432 Dilihat
Wali Kota Kupang Resmi Melepaskan Peserta Pawai Ogoh-ogoh di Jalan El Tari pada Jumat, 28/03/25. (Foto Felix)

Suarantt. id, Kupang-Perayaan Nyepi 2025 (Warsa Anyar Caka 1947) di Kota Kupang berlangsung meriah dengan digelarnya Pawai Ogoh-ogoh di Jalan El Tari pada Jumat (28/3/2025). Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, Ketua Dekranasda Kota Kupang Ny. dr. Widya Cahya, Wakil Wali Kota Serena Francis, serta sejumlah tokoh dan masyarakat Hindu Kota Kupang.

Pawai ini diawali dengan upacara Tawur Agung Kesanga, sebuah ritual penyucian yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi. Wali Kota Kupang secara resmi melepas peserta pawai dan menyampaikan dukungannya agar kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin dan bagian dari wisata religi di Kota Kupang.

“Ke depan, jika ada perayaan besar keagamaan umat Hindu lainnya, kita bisa adakan lebih sering, bahkan hingga empat atau lima kali dalam setahun. Dengan demikian, Pawai Ogoh-ogoh bisa menjadi daya tarik wisata religi,” ujar dr. Christian Widodo.

Rangkaian Perayaan Nyepi

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kupang, dr. I Wayan Ari Wijana, menjelaskan bahwa rangkaian perayaan Nyepi dimulai dengan Melasti pada 26 Maret 2025. Melasti merupakan ritual pembersihan pura dan diri dengan air suci yang diambil dari lautan.

Selanjutnya, pada malam sebelum Nyepi, dilaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga atau pengerupukan, yang bertujuan untuk mengusir energi negatif. Salah satu bagian dari upacara ini adalah Pawai Ogoh-ogoh, di mana patung raksasa yang melambangkan sifat buruk dihancurkan sebagai simbol pembersihan diri sebelum memasuki tahun baru Hindu.

Seorang umat Hindu, Gusti Ayu Aprilia, mengungkapkan harapannya agar semakin banyak masyarakat yang memahami makna Pawai Ogoh-ogoh.

“Perayaan ini bukanlah penyembahan berhala, tetapi simbol penghancuran hal-hal buruk agar kita bisa memulai kehidupan yang lebih baik di tahun baru,” ujarnya.

BACA JUGA:  NTT Cetak Sejarah! Dua Advokat Muda Potensial Pimpin di DPP KAI 2025-2030

Hari Raya Nyepi sendiri merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada hari Nyepi, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang), sebagai bentuk perenungan diri dan penyucian jiwa.

Dengan semakin besarnya dukungan dari pemerintah, Pawai Ogoh-ogoh di Kota Kupang diharapkan dapat menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya memperkuat spiritualitas umat Hindu, tetapi juga menarik wisatawan dan memperkaya keragaman budaya di Nusa Tenggara Timur. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.