Suarantt.id, Lewoleba-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur telah mengalokasikan dana sebesar Rp 6,4 miliar untuk mendukung swasembada pangan di kabupaten Lembata.
Hal itu disampaikan Gubernur NTT, Melki Laka Lena saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lembata dengan mengunjungi empat titik strategis yang menunjukkan prioritas pembangunan daerah, yakni Panen Jagung di Desa Lebewala, kunjungan ke Puskesmas Hadakewa, Dapur Sehat Lamahora, serta bertemu para pengawas dan kepala sekolah SMK/SMA/SLB se-Kabupaten Lembata di Hotel Kuma Resort.
Panen Jagung Perdana di Desa Lebewala
Dalam kunjungan pertamanya, Gubernur Melki melakukan panen jagung perdana di Desa Lebewala, Kecamatan Lebewala. Bersama Kanisius Tuaq dan Wakil Bupati Lembata H. Muhamad Nasir serta jajaran Forkompimda Lembata, Gubernur disambut antusias oleh masyarakat dan para petani jagung.
Bupati Lembata Kanisius Tuaq dalam sambutannya mengungkapkan komitmen Pemerintah Kabupaten untuk mengembangkan jagung pulut sebagai produk unggulan daerah. Jagung ini rencananya akan dikembangkan sebagai bahan baku jagung titi, yang menjadi salah satu oleh-oleh khas Lembata dan bagian dari program One Village, One Product (OVOP) Pemerintah Provinsi NTT.
“Jagung pulut akan menjadi perhatian pemda karena akan menjadi bahan baku jagung titi dan tidak lama lagi kita akan melakukan pengemasan yang baik dan akan dikirim ke luar Lembata,” ujar Bupati.
Sementara itu, Gubernur Melki dalam arahannya mengajak masyarakat petani untuk terus membangun Lembata melalui sektor pertanian, khususnya jagung dan padi.
“Terkait dengan urusan swasembada pangan, pemerintah telah menyediakan anggaran besar. Perhatian terhadap Kabupaten Lembata pasti akan besar dan harus kita optimalkan dengan baik,” kata Gubernur Melki.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz O. Wanda, menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi NTT telah mengalokasikan dana sebesar Rp6,4 miliar untuk mendukung swasembada pangan di Lembata. Dana tersebut dialokasikan untuk penyediaan benih, alat mesin pertanian, dan optimalisasi lahan kering.
“Kita utamakan jagung dan hortikultura untuk mendukung program MBG dalam ketahanan pangan. Jika tidak dikembangkan, maka Lembata akan terus tergantung pada pasokan dari luar,” jelas Joaz. ***





