Suarantt.id, Kupang-Ibu Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, akan membuka pendaftaran Program Indonesia Pintar (PIP) untuk tahun 2025. Program ini diperuntukkan khusus bagi siswa dari keluarga tidak mampu di wilayah Kota Kupang. Pendaftaran akan dilakukan sesuai jadwal per kecamatan berdasarkan Peta Pemilih Pileg 2024.
Berikut jadwal lengkap pendaftaran:
I. Kecamatan Alak
- Hari: Senin s.d. Jumat
- Tanggal: 3 s.d. 7 Maret 2025
- Waktu: 10.00 s.d. 15.00 WITA
- Kuota: 250 nomor antrian per hari
II. Kecamatan Maulafa
- Hari: Senin s.d. Jumat
- Tanggal: 10 s.d. 14 Maret 2025
- Waktu: 10.00 s.d. 15.00 WITA
- Kuota: 250 nomor antrian per hari
III. Kecamatan Oebobo
- Hari: Senin s.d. Rabu
- Tanggal: 17 s.d. 19 Maret 2025
- Waktu: 10.00 s.d. 15.00 WITA
- Kuota: 250 nomor antrian per hari
IV. Kecamatan Kelapa Lima
- Hari: Kamis s.d. Jumat
- Tanggal: 20 s.d. 21 Maret 2025
- Waktu: 10.00 s.d. 15.00 WITA
- Kuota: 250 nomor antrian per hari
V. Kecamatan Kota Raja dan Kota Lama
- Hari: Senin s.d. Rabu
- Tanggal: 24 s.d. 26 Maret 2025
- Waktu: 10.00 s.d. 15.00 WITA
- Kuota: 250 nomor antrian per hari
Lokasi Pendaftaran:
Rumah Aspirasi Anita Jacoba Gah
Jl. Timor Raya KM. 7 (Depan Toko Himalaya Indah)
Oesapa Barat, Kelapa Lima
Persyaratan Pendaftaran:
- Siswa terdaftar sebagai siswa miskin atau tidak mampu
- Data siswa dalam Dapodik tertulis “LAYAK PIP” dan valid
- Mengisi formulir pendaftaran
- Fotokopi Kartu Keluarga yang bersih dan jelas
- Fotokopi KTP
- Membawa alat tulis sendiri
Catatan Penting:
- Orang tua akan menerima nomor antrian pada hari pendaftaran
- Kuota pelayanan dibatasi 250 nomor antrian per hari
- Pelayanan dilakukan sesuai dengan nomor antrian
Ibu Anita Jacoba Gah berharap program ini dapat membantu meringankan beban pendidikan bagi keluarga tidak mampu di Kota Kupang. “Semoga langkah ini membawa manfaat dan berkat bagi masyarakat. Tuhan Yesus memberkati,” ucapnya. ***






Ibu maaf menganggu apakah Masi dibuka untuk maba untuk gelombang 2
Saya sanggat membutuhkan beasiswa kip ini karena saya berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial karena orang tuanya bekerja sebagai petani