Suarantt.id, Kupang-Transformasi digital di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan tren positif. Dalam acara sesi SASANDO Dia: Sante Sante Duduk Baomong Deng Media bersama Bank Indonesia Perwakilan NTT, digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi sorotan utama dengan capaian yang nyaris menyentuh target tahunan.
Bank Indonesia mencatat, hingga Triwulan I tahun 2025, jumlah pengguna QRIS di NTT telah mencapai 310 ribu orang, mendekati target tahunan sebesar 319,8 ribu. Kenaikan ini diiringi lonjakan jumlah merchant yang telah menerima QRIS, yaitu sebanyak 271 ribu dari target 290,3 ribu. Volume transaksi juga menunjukkan peningkatan signifikan, menembus angka 5,5 juta transaksi dari target tahunan 26,5 juta.
Pertumbuhan ini mencerminkan bahwa masyarakat dan pelaku usaha di NTT semakin terbiasa menggunakan metode pembayaran digital. Secara tahunan (year-on-year/YoY), pengguna QRIS naik 30,8 persen, merchant meningkat 40,9 persen, dan volume transaksi tumbuh sebesar 20,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Fenomena ini juga selaras dengan tren penurunan signifikan penggunaan uang tunai (kartal) di wilayah NTT. Pada Triwulan I 2025, outflow uang kartal tercatat menurun drastis hingga 42,72 persen, mencerminkan pergeseran perilaku transaksi masyarakat ke arah sistem pembayaran nontunai.
Analis Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT, Teguh Sitepu menegaskan bahwa peningkatan transaksi digital ini menjadi indikator positif terhadap meningkatnya literasi dan inklusi keuangan digital di kalangan masyarakat.
“Ini merupakan bagian dari agenda strategis Bank Indonesia dalam menciptakan sistem pembayaran yang efisien sekaligus memperluas akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di wilayah timur Indonesia,” jelas Teguh di Restoran Beer and Barrel Kitchen n’ Lounge Kupang pada Rabu, 28 Mei 2025.
Namun, Bank Indonesia juga menekankan pentingnya penguatan dari sisi permintaan (demand side). Kapasitas UMKM dan pelaku sektor riil dinilai perlu terus ditingkatkan agar dapat memaksimalkan manfaat dari ekosistem pembayaran digital. Untuk itu, BI berkomitmen memperluas pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha agar tak hanya menjadi pengguna, tapi juga penggerak utama ekonomi digital lokal.
Melalui digitalisasi dan pemanfaatan QRIS secara luas, Bank Indonesia NTT optimis ekonomi digital akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan. Di tengah tantangan global dan domestik, solusi digital dianggap sebagai jalur efisien dalam mempercepat akses keuangan secara merata di seluruh pelosok NTT. ***





