Suarantt.id, Kupang-Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan komitmennya untuk memastikan tak ada lagi warga Kota Kupang yang kehilangan nyawa hanya karena keterbatasan administrasi atau biaya saat menghadapi kondisi darurat medis.
Hal itu disampaikannya saat meluncurkan tiga program strategis di bidang kesehatan dalam kegiatan di Puskesmas Sikumana, Selasa (3/6/25).
Adapun tiga program tersebut meliputi: Dana Pengamanan Kegawatdaruratan di RSUD S.K. Lerik, Penyerahan Makanan Tambahan (PMT) bagi bayi balita dan ibu hamil dengan kekurangan gizi, serta Sosialisasi Sistem Informasi Rawat Inap (SIRANAP).
“No one left behind. Tidak boleh ada warga yang tertinggal,” tegas dr. Christian dalam sambutannya. Ia menjelaskan bahwa Dana Pengamanan Kegawatdaruratan ditujukan untuk warga yang mengalami kondisi kritis, seperti kecelakaan atau serangan penyakit akut, namun belum memiliki BPJS atau kelengkapan administrasi lainnya.
“Pasien harus ditolong dulu. Dana ini dikelola RSUD S.K. Lerik dengan sistem saldo tahunan, dan tahun pertama kita alokasikan Rp3 miliar. Bila kebutuhan meningkat, akan kita tambah,” jelasnya.
Program kedua yang diluncurkan yakni penyerahan PMT kepada balita stunting, gizi buruk, gizi kurang, serta ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Berdasarkan data aplikasi SiGizi Kesega, prevalensi stunting di Kota Kupang berhasil ditekan dari 18,8 persen menjadi 16,3 persen per April 2025. Namun tantangan masih ada, termasuk kasus wasting (9,4 persen), BGM (19,8 persen), serta balita dengan berat badan tidak naik (29,1 persen). Jumlah ibu hamil KEK juga mencapai 15,7 persen atau 322 kasus.
Khusus di wilayah kerja Puskesmas Sikumana, tercatat angka stunting sebesar 20,3 persen dengan 804 anak masuk kategori BGM. Penanganan dini melalui edukasi gizi dan pemeriksaan kehamilan menjadi fokus intervensi.
Program ketiga yang diperkenalkan adalah SIRANAP, sistem informasi yang memungkinkan masyarakat mengecek secara real-time ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Menurut Wali Kota, sistem ini membantu pasien darurat untuk langsung menuju fasilitas yang tersedia tanpa harus mengalami penundaan karena ketidaktahuan.
“Saya ingin pelayanan darurat bisa lebih cepat dan tepat. Dengan SIRANAP, pasien atau keluarga cukup mengecek aplikasi atau menelpon untuk tahu di mana kamar tersedia,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Christian juga mengingatkan para tenaga kesehatan, terutama PPPK Tahap I yang baru menerima SK, untuk bekerja profesional dan melayani masyarakat sepenuh hati.
“Saya ke Jakarta urus langsung SK kalian agar bisa lebih cepat dari daerah lain. Maka layani rakyat dengan hati,” pesannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, dalam laporannya menjelaskan bahwa ketiga program tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam menghadirkan layanan kesehatan yang adil dan inklusif. Ia juga mengungkapkan bahwa Puskesmas Sikumana yang telah dinobatkan sebagai Puskesmas Ramah Perempuan dan Anak, kini melayani 200–300 pasien per hari dengan 132 tenaga kesehatan.
Peluncuran program ditandai dengan pemukulan gong oleh Wali Kota dan penyuapan susu simbolis kepada tiga balita penerima PMT. Acara ditutup dengan peninjauan fasilitas ruang rawat inap ibu hamil di Gedung Cinta Puskesmas Sikumana serta pemantauan langsung layanan pasien.
Dalam sesi wawancara usai kegiatan, Wali Kota menyebutkan bahwa peluncuran ini merupakan bagian dari komitmen 100 hari kerjanya.
“Bukan hanya PMT, hari ini yang utama adalah Dana Pengamanan. Ini ide yang dulu sempat diragukan, tapi kini terbukti bisa. Kita harus optimis,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa ketiga program ini adalah bagian dari visi pelayanan publik yang cepat, responsif, dan berkelanjutan.
“Ini memang bagian dari 100 hari kerja, tapi bukan sekadar kejar target. Ini fondasi untuk lima tahun ke depan,” tutupnya. ***