Suarantt.id, Kupang – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan komitmennya dalam meningkatkan layanan kesehatan dan sistem pengelolaan sampah di Kota Kupang. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan koordinasi bersama seluruh rumah sakit dan klinik se-Kota Kupang yang digelar di Ruang Garuda, Kantor Wali Kota, Selasa (15/4/25).
Pertemuan yang turut dihadiri oleh Penjabat Sekda Kota Kupang, Ignasius Repelita Lega, Kepala Dinas Kesehatan drg. Retnowati, para direktur rumah sakit dan klinik, serta pimpinan perangkat daerah terkait ini menjadi ajang konsolidasi dalam menyamakan langkah mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi.
Kepala Dinas Kesehatan, drg. Retnowati, melaporkan bahwa Kota Kupang saat ini memiliki 14 rumah sakit dan 60 klinik. Sebagai regulator, Dinkes terus mendorong integrasi sistem rujukan melalui aplikasi “Sisrute”, yang memungkinkan masyarakat memantau ketersediaan tempat tidur secara real-time lewat Google.
“Ini memberikan kepastian bagi pasien dan mempercepat proses pelayanan. Kami memperbarui data setiap hari melalui grup koordinasi, dan kami berharap rumah sakit yang belum konsisten bisa ikut berkomitmen,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya indikator keberhasilan layanan kesehatan seperti angka kematian ibu dan bayi. Hingga April 2025, telah tercatat 4 kasus kematian ibu, sama dengan tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi perhatian serius dan mendorong peningkatan kualitas pelaporan dan respons medis.
Dalam arahannya, Wali Kota Kupang menegaskan dua fokus utama pemerintahannya: peningkatan layanan kesehatan melalui aplikasi Si Ranap dan transformasi pengelolaan sampah berbasis teknologi dan kolaborasi warga.
“Kesehatan adalah wajah keberhasilan pemerintahan kami. Karena itu, saya menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas dalam membangun SDM yang berkualitas,” ujar dr. Christian.
Melalui aplikasi Si Ranap (Sistem Informasi Rawat Inap), masyarakat kini dapat langsung melihat ketersediaan kamar di rumah sakit secara daring. Wali Kota menegaskan pentingnya sosialisasi dan konsistensi pembaruan data.
“Saya mohon dua hal: sosialisasikan aplikasi ini dan perbarui data kamar setiap hari. Masyarakat berpacu dengan waktu, jangan biarkan mereka keliling kota hanya untuk mencari kamar kosong,” tegasnya.
Di bidang pengelolaan sampah, Wali Kota memaparkan roadmap sistem pengelolaan sampah terintegrasi, dimulai dari pemilahan di tingkat rumah tangga. Pemerintah akan menyiapkan tempat sampah 660 liter di setiap RT, kontainer besar di kelurahan, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di tiap kecamatan.
“Saya sendiri menjadi ketua Satgas Penanganan Sampah. Ini bukti keseriusan kami. Kita tidak lagi bicara narasi, tapi langsung eksekusi,” katanya.
Pengelolaan sampah dirancang memberi dampak ekonomi melalui pengolahan menjadi pupuk, maggot, bata, dan produk daur ulang lainnya. Pemerintah juga akan membentuk bank sampah di tiap kecamatan untuk mendukung ekonomi sirkular.
Inovasi lain mencakup pemasangan GPS dan CCTV pada truk serta titik pembuangan, sehingga pergerakan sampah bisa dipantau secara real-time oleh warga, layaknya aplikasi pemesanan makanan daring.
Untuk fasilitas kesehatan, Wali Kota meminta disediakannya tempat sampah terpilah serta pembentukan satgas internal pengelola sampah. Klinik-klinik kecil juga didorong bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup atau Satgas Kelurahan untuk mengelola sampah non-medis secara efisien.
Pertemuan ditutup dengan ajakan kolaboratif dari Wali Kota: “If you want to go fast, go alone. But if you want to go far, go together.” (*)





