Suarantt.id, Kupang-Misi Dagang dan Investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar di Hotel Aston Kupang, Kamis (6/11), mencatatkan sejarah baru. Dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, kegiatan ini berhasil membukukan nilai transaksi fantastis mencapai Rp1,882 triliun, menjadikannya capaian tertinggi sepanjang pelaksanaan misi dagang yang digelar Pemprov Jatim.
“Alhamdulillah sampai dengan pukul 17.00 WITA tercatat transaksi Rp1,882 triliun lebih. Dari 46 perjalanan misi dagang kami, ini adalah transaksi tertinggi yang pernah kami capai,” ujar Khofifah penuh syukur.
Menurutnya, total nilai transaksi tersebut terdiri atas penjualan produk Jawa Timur sebesar Rp1,727 triliun, pembelian produk dari NTT senilai Rp102,183 miliar, serta komitmen investasi mencapai Rp52,5 miliar. Angka ini jauh melampaui capaian Misi Dagang Jatim–NTT tahun 2020 yang hanya mencapai Rp212,31 miliar.
Dorong Sinergi dan Pemerataan Ekonomi Antarwilayah
Khofifah menegaskan bahwa capaian besar ini bukan sekadar angka transaksi, melainkan bukti nyata kekuatan kolaborasi ekonomi lintas provinsi. Ia menyebut Jatim dan NTT telah menjalin hubungan dagang yang terus tumbuh positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, nilai perdagangan antarwilayah kedua provinsi ini mencapai Rp5,29 triliun, dengan surplus Rp4,22 triliun di pihak Jatim.
“Hubungan dagang antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah tumbuh dengan baik dan memberi manfaat ekonomi nyata. Kita ingin hubungan ini terus meningkat dan melahirkan banyak pelaku usaha baru yang siap naik kelas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa Jawa Timur masih menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional dengan kontribusi sebesar 14,44 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada triwulan II-2025, ekonomi Jatim tumbuh 5,23 persen (year-on-year), lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) semester I-2025 juga tercatat mencapai Rp1.668,6 triliun, dengan surplus perdagangan Rp120,61 triliun. “Capaian ini tidak terlepas dari peran serta provinsi-provinsi mitra, termasuk NTT,” tambahnya.
Perdagangan Lintas Produk dan Pelaku Usaha
Dalam forum dagang tersebut, berbagai produk unggulan kedua provinsi menjadi komoditas utama transaksi. Produk asal Jawa Timur yang banyak diminati antara lain kopi robusta, produk peternakan (telur, daging ayam, susu, olahan daging sapi dan ayam), beras, madu murni, mesin pengurai sabut kelapa, hingga pupuk bionira.
Sementara itu, NTT menawarkan produk unggulan seperti ikan tuna, tuna loin, kelapa utuh, madu, dan rumput laut. Beberapa kesepakatan besar juga tercatat, di antaranya Asosiasi Pelaku Usaha Produk Peternakan Jawa Timur menjual lebih dari 18 ribu ton telur, 13 ribu ton daging ayam, serta 5,1 juta ekor anak ayam kepada Asosiasi Pelaku Usaha Peternakan NTT.
Transaksi besar lainnya meliputi penjualan 720 ton kopi oleh Poktan Sumbu Latin X (Bondowoso) kepada Koperasi MPIG Arabika Flores Bajawa (Ngada), serta pembelian 576 ton tuna loin oleh RUM Seafood Group (Sidoarjo) dari PT. Fajar Flores Flamboyan Fishindo (Sikka).
Selain transaksi dagang, kegiatan ini juga disertai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara 10 OPD dari kedua provinsi, serta MoU antara Bank Jatim dan Bank NTT, dan kerja sama lintas asosiasi seperti Kadin, HIPMI, dan IWAPI.
Wujudkan Gerbang Ekonomi Nusantara
Khofifah berharap, melalui misi dagang ini, Jawa Timur dapat berperan sebagai penghubung antara wilayah barat dan timur Indonesia, memperkuat konektivitas ekonomi sekaligus membangun jembatan budaya dan persaudaraan antar daerah.
“Pertemuan kita hari ini tidak semata-mata misi dagang dan investasi, tetapi dari Bumi Majapahit kita merajut keterhubungan budaya, persaudaraan, dan persatuan ke seluruh nusantara,” ungkap Khofifah dengan penuh semangat.
“Dari Bumi Majapahit, kita bergandengan tangan untuk mewujudkan gerbang baru Nusantara. Konektivitas antara Indonesia barat dan timur harus terus dibangun. Lewat misi dagang, kita bisa wujudkan itu,” tambahnya.
Apresiasi dari NTT dan Pelaku Usaha
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemprov Jatim atas pelaksanaan misi dagang ini. Ia menilai kegiatan tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat rantai pasok ekonomi dan memenuhi kebutuhan komoditas strategis di NTT.
“Pasokan dari Jawa Timur, seperti beras dan benih ikan, sangat membantu menjaga ketahanan pangan serta mendukung budidaya perikanan di NTT. Kolaborasi ini harus terus diperkuat agar ekonomi kedua daerah semakin maju,” ujar Johni.
Sementara itu, pelaku usaha asal Probolinggo, Nurul Khotimah dari UKM Hunay, turut mengapresiasi misi dagang ini. “Melalui kegiatan ini, kami bisa memperluas jaringan pemasaran ke luar daerah, khususnya NTT. Kami berharap program seperti ini terus berlanjut agar semakin banyak UKM yang merasakan manfaatnya,” katanya.
Dengan capaian transaksi tertinggi dalam sejarah, Misi Dagang dan Investasi Jatim–NTT 2025 bukan hanya mencatat rekor ekonomi, tetapi juga meneguhkan semangat kolaborasi antardaerah sebagai fondasi menuju Gerbang Ekonomi Nusantara. ***





