Suarantt.id, Kupang-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja bersama dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting di Provinsi NTT. Ajakan tersebut disampaikan saat membuka Dialog Kebangsaan Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Penurunan Risiko Stunting dan Kick Off Road Map Konsorsium Tahun 2025–2028, yang digelar di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Senin (27/10/2025) malam.
“Kita mulai kerja bersama, bergandengan tangan, untuk menurunkan kemiskinan ekstrem dan stunting di NTT,” tegas Gubernur Melki dalam sambutannya.
Kegiatan bertema “Mencintai Negeri dengan Peduli dan Berbagi” ini menjadi momentum penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menuntaskan dua persoalan utama di NTT, yakni kemiskinan ekstrem dan stunting.
Gubernur Melki menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTT tidak hanya berkomitmen dalam wacana, tetapi juga telah menyiapkan langkah konkret yang bisa diukur dan diimplementasikan bersama pemerintah kabupaten/kota.
“Melalui Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), seluruh kepala daerah di 22 kabupaten/kota telah bergerak bersama. Tahun depan, kita akan menggerakkan dana desa secara gotong royong untuk membangun rumah layak huni. Rumah yang layak adalah fondasi keluarga sehat dan menjadi indikator nyata turunnya angka stunting dan kemiskinan ekstrem,” ujar Melki.
Selain itu, Gubernur juga menyoroti pentingnya penguatan tenaga kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia menyebut, Pemprov NTT telah melatih lebih dari 10.000 kader Posyandu dengan 25 kompetensi dasar. Pemerintah juga terus mendorong gerakan One Village One Product (OVOP) untuk hilirisasi komoditas lokal yang dipasarkan melalui NTT Mart.
“Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, kita ingin memastikan setiap langkah membawa hasil nyata. Kita ingin NTT benar-benar bebas dari kemiskinan ekstrem dan stunting,” ujarnya menegaskan.
Peluncuran Road Map Konsorsium 2025–2028 ditandai dengan penekanan tombol Kick Off secara bersama-sama, sebagai tanda dimulainya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Kegiatan juga dirangkaikan dengan penyerahan piagam apresiasi kepada para mitra yang berkontribusi aktif dalam gerakan Genting di NTT.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, dr. Wihaji, yang hadir secara virtual, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi NTT atas semangat gotong royong yang terus dijaga dalam menindaklanjuti inisiatif nasional.
“Stunting dan kemiskinan ekstrem ibarat dua sisi mata uang. Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan sendiri, tapi harus dikerjakan bersama dengan target yang jelas,” ungkapnya.
Wihaji menjelaskan empat langkah utama percepatan penurunan stunting, yakni pemenuhan asupan gizi melalui penyediaan Dapur SPPG bagi ibu hamil dan balita, penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, serta pencegahan pernikahan dini.
“Harapan kami, setelah kegiatan ini, langkah nyata segera dilakukan di lapangan. Ke lapangan, selesaikan masalah, dan bawa solusi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, sebagaimana arahan Presiden Prabowo. Program ini harus berdampak dan kasat mata,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala LLDIKTI Wilayah XV Adrianus Amheka, unsur Forkopimda Provinsi NTT, pimpinan lembaga vertikal, pimpinan BUMN dan BUMD, tokoh agama, serta tokoh masyarakat. ***





