Suarantt.id, Kupang-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama Wakil Gubernur Johni Asadoma, menghadiri kegiatan Misi Dagang dan Investasi Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi NTT yang digelar di Hotel Aston Kupang pada Kamis (6/11/2025).
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, ini menjadi momentum penting memperkuat sinergi ekonomi lintas provinsi, khususnya antara wilayah timur dan barat Indonesia. Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, jajaran pimpinan BUMD, KADIN, HIPMI, IWAPI, serta para pelaku UMKM dan insan pers dari kedua provinsi.
Jembatan Ekonomi untuk Pemerataan dan Sinergi Daerah
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menegaskan bahwa Misi Dagang dan Investasi ini merupakan langkah strategis dan sistematis untuk memperkuat hubungan ekonomi antarwilayah, mengatasi kesenjangan ekonomi, dan membangun rantai pasok yang saling menguntungkan.
“Misi Dagang ini bertujuan untuk meningkatkan volume transaksi perdagangan dan memperluas jaringan pasar antar-daerah, menciptakan likuiditas serta perputaran modal yang lebih cepat, dan menjamin stabilitas pasokan,” ujar Johni.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya soal transaksi dagang semata, tetapi juga upaya memperkuat fondasi ekonomi daerah agar tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif. “Kita ingin pertumbuhan ekonomi di NTT bukan hanya diukur dari angka transaksi, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan petani, nelayan, dan pelaku UMKM,” tegasnya.
NTT sebagai Pemasok Komoditas Agrikultur dan Kelautan Unggulan
Johni menjelaskan, selama Semester I tahun 2025, komoditas asal NTT yang mengalir ke Jawa Timur meliputi kemiri, kelapa bulat, kopra, jagung, porang, mete biji, rumput laut kering, telur tetas, dan ikan cakalang. Daftar ini mencerminkan potensi besar sektor pertanian dan kelautan NTT yang menjadi kekuatan utama daerah.
“Perdagangan ini tidak hanya membuka akses pasar bagi petani dan nelayan NTT, tetapi juga mengintegrasikan produk primer kita ke dalam rantai nilai industri Jawa Timur, menjadikannya bagian penting dari sistem industri di Pulau Jawa,” ujarnya.
Sementara itu, komoditas dari Jawa Timur ke NTT berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan dan pengembangan sektor peternakan dan perikanan di wilayah timur Indonesia.
“Pakan ternak, dedak gandum, dan polar dari Jatim sangat vital bagi peternakan NTT. Sedangkan pasokan beras, daging ayam beku, dan telur ayam turut membantu menstabilkan harga pangan dan menjaga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat,” jelasnya.
Johni menegaskan pentingnya agar kerja sama ini berorientasi pada kolaborasi, bukan kompetisi. “Kita ingin menciptakan mata rantai ekonomi yang saling membutuhkan, bukan saling bersaing. Dengan begitu, kemajuan di satu daerah akan ikut menggerakkan daerah lain,” tandasnya.
Dampak Jangka Panjang untuk Kesejahteraan dan Lapangan Kerja
Lebih jauh, Johni berharap dampak Misi Dagang ini tak berhenti pada transaksi sesaat, melainkan memberikan manfaat jangka panjang. “Kita ingin kegiatan ini menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil, serta memperkuat ketahanan pasokan industri di Jawa Timur,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh pelaku usaha di NTT untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi agar mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan pasar antarwilayah.
Khofifah: Tumbuh Bersama, Maju Bersama, Sejahtera Bersama
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Misi Dagang dan Investasi ini diinisiasi dengan semangat “tumbuh bersama, maju bersama, berkembang bersama, dan sejahtera bersama.”
Menurutnya, pertemuan antar pelaku usaha dalam forum seperti ini merupakan langkah konkret untuk mendorong pembangunan ekonomi regional yang saling menopang antara provinsi penghasil dan provinsi pasar.
“Misi Dagang dan Investasi ini bukan hanya wadah transaksi, tetapi ruang kolaborasi untuk memperkuat ekonomi nasional dari daerah,” kata Khofifah.
Mantan Menteri Sosial RI itu juga mengungkapkan bahwa selama 46 kali pelaksanaan Misi Dagang Pemprov Jatim, kegiatan di NTT tahun ini mencatat komitmen transaksi tertinggi, yakni sebesar Rp1,759 triliun.
“Capaian ini menunjukkan besarnya potensi kerja sama ekonomi antara Jatim dan NTT. Sinergi ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan agar sektor UMKM kedua daerah tumbuh lebih signifikan,” ujar Khofifah.
Bangun Jembatan Ekonomi Nusantara
Dalam penutupnya, Khofifah menekankan pentingnya membangun konektivitas ekonomi antara barat dan timur Indonesia sebagai bagian dari upaya pemerataan pembangunan nasional.
“Kami ingin Jawa Timur menjadi jembatan ekonomi yang menghubungkan Nusantara. Melalui sinergi seperti ini, kita bisa mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan merata,” tegasnya.
Kegiatan Misi Dagang dan Investasi Jatim-NTT 2025 ini bukan sekadar ajang transaksi bisnis, tetapi juga simbol penguatan kolaborasi antarwilayah untuk membangun Gerbang Ekonomi Nusantara tempat seluruh daerah Indonesia tumbuh bersama dalam semangat persaudaraan dan kemajuan bersama.





