Suarantt.id, Kupang-Anggota DPRD Provinsi-provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rusding, menyoroti kondisi koperasi di daerah tersebut yang dinilai masih jauh dari harapan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama mitra pada Senin (03/02/2025), Rusding mengungkapkan bahwa meski NTT dikenal secara nasional sebagai daerah koperasi, hanya sekitar 5 persen koperasi yang masuk kategori sehat, sementara 10 persen lainnya dinilai cukup sehat.
“Saat ini banyak koperasi di NTT dalam kondisi mati suri. Rata-rata koperasi kita adalah koperasi simpan pinjam yang lebih banyak untuk kebutuhan konsumtif. Yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya koperasi yang memberikan pinjaman tanpa agunan dengan suku bunga tinggi, yang tidak sesuai dengan prinsip koperasi,” jelas Rusding.
Ia juga meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ikut memantau praktik rentenir yang meresahkan masyarakat. “Jangan sampai masyarakat terus didatangi oleh mereka sehingga karena stres, bahkan sampai ada yang gantung diri,” ujarnya dengan nada prihatin.
Dorong Kelahiran Pengusaha Milenial Baru
Selain masalah koperasi, Rusding menyoroti tingginya angka pengangguran di NTT. Menurutnya, pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap lulusan SMK dan perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan.
“Saat ini angka pengangguran kita tinggi, sementara lapangan kerja sedikit. Kondisi deflasi juga memperparah keadaan, di mana harga kebutuhan turun tetapi tidak ada pembeli. Para produsen rugi, dan pemutusan hubungan kerja semakin meningkat,” kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sebagai solusi, Rusding mendorong Dinas Koperasi dan UMKM untuk memiliki target melahirkan pengusaha baru dari kalangan milenial.
“Kami di Komisi II DPRD NTT ingin agar mahasiswa dan lulusan SMK tidak hanya berorientasi menjadi ASN, tetapi menjadi pengusaha baru yang mampu menyerap tenaga kerja,” tegasnya.
Menurut Rusding, pemerintah daerah perlu segera merancang program yang konkret untuk mendukung pertumbuhan wirausaha muda. “Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama bagaimana melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang dapat menjadi solusi bagi perekonomian NTT,” pungkasnya. ***