Suarantt.id, Kupang-Sabtu pagi yang cerah, ratusan pemuda dari 22 gereja di Klasis Kota Kupang Barat meluncur ke sejumlah titik di Kota Kupang untuk melakukan aksi bersih-bersih yang penuh semangat. Aksi ini bukan hanya untuk membersihkan sampah, tetapi juga sebagai deklarasi cinta lingkungan yang membuktikan bahwa pemuda GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor) siap untuk mengubah wajah kota Kupang.
Jalur 40 dan tiga titik di RT13, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, menjadi medan pertempuran mereka melawan sampah, yang sudah lama terbiarkan dan menumpuk di berbagai sudut kota. Tumpukan plastik dan limbah lainnya yang membusuk mengeluarkan bau tak sedap, bahkan mengancam kesehatan warga sekitar. Pemandangan ini sangat memprihatinkan, karena mencoreng keindahan kota Kupang.
Dengan semangat gotong royong yang tinggi, para pemuda ini tak ragu terjun langsung ke lapangan, meski hanya dengan peralatan seadanya. Tak sedikit yang bekerja dengan tangan kosong, namun semangat mereka tak terbendung. Ketua Majelis Klasis Kota Kupang Barat, Pdt. Lelin Fointuna-Ndun, ikut serta dalam aksi tersebut, memberikan teladan langsung di tengah-tengah pemuda.
Hendrik Misa, Ketua RT13, mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada para pemuda GMIT. Ia mengatakan bahwa masalah sampah di wilayahnya sudah mencapai titik kritis. Ia pun mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak membuang sampah sembarangan demi kesehatan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan.
Imanuel Menoh, Kepala Bidang DLHK Kota Kupang, juga turut memberikan apresiasi atas gerakan ini. Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah sebagai langkah awal untuk menjaga kebersihan kota. “Aksi ini adalah langkah awal yang baik, namun kita perlu membangun kesadaran kolektif masyarakat agar kebersihan menjadi bagian dari gaya hidup kita,” ujarnya.
Pdt. Lelin Fointuna-Ndun menyatakan bahwa aksi ini adalah bagian dari pelayanan gereja yang melampaui tembok-tembok gedung. Ia berharap, semangat yang ditunjukkan oleh pemuda GMIT ini bisa menginspirasi warga Kupang untuk lebih peduli terhadap lingkungan, dan menjadikan kebersihan sebagai kebiasaan sehari-hari.
Aksi “keroyok” sampah yang dilakukan oleh para pemuda ini tidak hanya membersihkan kota, tetapi juga membangkitkan harapan baru. Kupang bisa menjadi kota yang lebih bersih dan sehat jika seluruh elemen masyarakat bersatu padu. Pemuda GMIT telah memberi contoh yang luar biasa, dan kini saatnya seluruh warga Kupang ikut bergerak bersama menuju perubahan yang lebih baik. ***





