Suarantt.id, Kupang-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya bibit Siklon Tropis 96S yang terpantau di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di perairan barat Australia Barat. Bibit siklon ini diperkirakan bergerak ke arah barat daya, menjauhi wilayah NTT.
Dalam keterangannya yang dirilis melalui laman Facebook Info BMKG, BMKG menyatakan bahwa keberadaan bibit Siklon Tropis 96S menyebabkan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan belokan angin (shear line) di wilayah NTT. Kondisi ini berpotensi memicu hujan sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
“Bibit Siklon Tropis 96S ini diprakirakan akan meningkat menjadi Siklon Tropis,” tulis BMKG.
Selain itu, BMKG mencatat aktifnya Monsun Asia, fenomena La Nina lemah, serta pengaruh Gelombang Ekuatorial Rossby yang masih ada di sekitar wilayah NTT. Kombinasi faktor-faktor ini semakin meningkatkan potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
Wilayah yang Berpotensi Cuaca Ekstrem
Minggu, 9 Februari 2025
Wilayah dengan potensi hujan sedang hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang meliputi:
- Kota Kupang
- Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Malaka, Belu, Rote Ndao
- Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai
- Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor
- Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao
- TTU, TTS, Ende, Ngada, Manggarai, dan Sumba Timur
Senin, 10 Februari 2025
Wilayah dengan potensi hujan sedang hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang meliputi:
- Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Malaka, Belu, Rote Ndao
- Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai, Ngada
- Sikka, Flores Timur, Alor
- Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya
Wilayah yang berpotensi angin kencang:
- Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao, dan Sumba Timur
Imbauan BMKG
BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan fasilitas umum.
Masyarakat diharapkan terus memantau informasi cuaca dari BMKG dan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan untuk menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem hingga Senin, 10 Februari 2025. ***
