Birokrasi Berubah, Pelayanan Melaju: MPP Kota Kupang Jadi Cermin Inovasi ASN Masa Kini

oleh -206 Dilihat
Kepala LAN Didampingi Kepala DPMPTSP Kota Kupang Beri Keterangan Pers. (Foto Keniz)

Suarantt.id, Kupang-Di tengah upaya panjang reformasi birokrasi di Indonesia, sebuah perubahan nyata sedang tumbuh di ujung timur negeri. Kota Kupang, yang dahulu dikenal dengan segala keterbatasan infrastruktur dan sumber daya, kini tampil sebagai salah satu contoh transformasi pelayanan publik yang menginspirasi. Melalui Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Kupang, aparatur sipil negara (ASN) membuktikan bahwa birokrasi bisa menjadi cerdas, lincah, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Dr. Muhammad Taufiq tak dapat menyembunyikan kekagumannya saat berkunjung ke MPP Kupang pada Kamis (16/10/2025). Ia menyaksikan sendiri bagaimana pelayanan publik di ibu kota Nusa Tenggara Timur itu telah bergerak jauh meninggalkan paradigma lama birokrasi yang kaku dan lambat.

“Kami belajar banyak dari MPP Kupang yang dipimpin Pak Andre. ASN di sini menunjukkan bagaimana pembelajaran birokrasi bisa menghasilkan dampak nyata. Inovasi dan efisiensi pelayanan telah membawa ASN lebih dekat dengan masyarakat,” ujar Dr. Taufiq penuh apresiasi.


Bagi Taufiq, transformasi yang terjadi di MPP Kupang bukan sekadar hasil dari pelatihan atau regulasi, melainkan buah dari perubahan cara berpikir dan semangat melayani. Karena itu, LAN RI kini tengah mendorong kolaborasi antara ASN, dunia pendidikan, dan sektor swasta melalui Program Akademik Pengentasan Kemiskinan, sebuah inisiatif nasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi.

“Orientasi program ini adalah memberdayakan masyarakat agar mereka keluar seutuhnya dari lingkaran kemiskinan,” tegasnya.


Membangun Ekosistem Layanan Terpadu

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Kupang, Wildrian R. Otta, menjadi sosok penting di balik geliat inovasi ini. Di bawah kepemimpinannya, MPP Kupang tidak hanya menjadi tempat pelayanan administrasi, tetapi juga laboratorium inovasi birokrasi yang hidup.

Wildrian meyakini bahwa inovasi bukanlah proyek sesaat, melainkan cara berpikir yang harus tertanam dalam setiap ASN.

“Kami belajar bahwa inovasi adalah mindset, sedangkan birokrasi adalah culture. Untuk membangun culture inovatif, kita harus memperbanyak mindset inovatif. ASN yang punya cara berpikir inovatif akan menciptakan birokrasi yang berdampak,” ungkapnya.


Dalam proses rebranding, MPP Kupang menghadirkan konsep baru dengan moto “Beres dan Pasti (Besti)” sebuah istilah yang mencerminkan pelayanan yang beres dan pasti. Melalui motto itu, Wildrian dan timnya ingin menegaskan bahwa pelayanan publik bukan hanya tentang prosedur, tapi juga tentang kepastian dan kepuasan warga.

Dari Inovasi ke Dampak Nyata

Transformasi di MPP Kupang tidak berhenti pada konsep. Berbagai instansi kini terintegrasi dalam satu sistem pelayanan terpadu, mulai dari Bank NTT, Dukcapil, Dinas Sosial, OSS, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, hingga layanan pembuatan SIM. Kolaborasi ini memungkinkan masyarakat menyelesaikan berbagai urusan dalam satu tempat, dengan waktu yang lebih cepat dan proses yang lebih transparan.

“Kami juga memperkuat publikasi dan sosialisasi agar semakin banyak instansi bergabung, sehingga semakin banyak masyarakat yang terbantu,” lanjut Wildrian.


Dampaknya terlihat jelas. Hingga akhir tahun 2024, sebanyak 24.000 warga telah dilayani oleh MPP Kupang. Dan hanya dalam semester pertama tahun 2025, angka itu melonjak menjadi 20.000 layanan, atau hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini menjadi bukti bahwa birokrasi yang mau beradaptasi dan berinovasi mampu menumbuhkan kepercayaan publik.

Dari Kupang untuk Indonesia

Kisah MPP Kupang kini menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain di Indonesia. Bagi LAN RI, inilah wajah baru birokrasi masa depan: profesional, adaptif, dan humanis. Sementara bagi masyarakat Kota Kupang, MPP bukan sekadar gedung layanan, tetapi simbol perubahan dan harapan bahwa pelayanan publik bisa benar-benar hadir untuk rakyat.

“Kami bersyukur atas insight yang diberikan LAN RI. Hal ini membentuk cara berpikir inovatif dan mempersiapkan kami menjadi pemimpin yang lebih baik dari hari kemarin,” tutup Wildrian dengan senyum penuh keyakinan.

Birokrasi memang sering dianggap lambat dan berbelit. Namun di Kota Kupang, paradigma itu sedang dibalik. ASN belajar melayani dengan empati, berpikir dengan inovasi, dan bekerja dengan hati.
Dan dari sinilah, perubahan besar birokrasi Indonesia tampaknya mulai bergerak dari timur, dari MPP Kota Kupang. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.