Suarantt.id, Kupang-Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Andriko Noto Susanto, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Februari 2025 dengan intensitas tinggi. Ia menyatakan bahwa potensi bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan sambaran petir perlu diantisipasi.
“Kami meminta teman-teman di kabupaten dan kota untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam penanganan bencana,” ujar Andriko kepada wartawan pada Kamis (30/1/25).
Ia juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan pihak Balai Jalan dan Balai Sungai dalam memantau kondisi irigasi yang berpotensi jebol, baik saluran primer maupun sekunder.
BMKG: Intensitas Hujan Melebihi Batas Normal
Kepala Stasiun BMKG Kupang, Sti Nenotek, menyampaikan bahwa hampir seluruh wilayah NTT telah memasuki musim hujan. Pada 27 Januari 2025, intensitas hujan di Kota Kupang bahkan tercatat di atas 155 mm, melebihi batas normal. “Musim hujan diperkirakan berlangsung hingga 3 Februari 2025. Namun, kami tetap mengingatkan adanya potensi bibit siklon tropis yang dapat terbentuk hingga April 2025,” jelasnya.
Menurut BMKG, fenomena atmosfer yang memicu tingginya curah hujan di wilayah NTT perlu mendapat perhatian serius. Wilayah selatan NTT hingga Australia disebut menjadi area yang rentan terhadap siklus bibit siklon tropis.
BPBD Siap Antisipasi Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Kornelis Wadu, menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk mengantisipasi potensi bencana. “Kami sudah menyiapkan kebutuhan pokok untuk keperluan darurat. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan material,” jelas Kornelis.
Dengan kondisi cuaca yang terus berubah, pemerintah daerah meminta masyarakat tetap waspada dan segera melaporkan potensi bencana kepada pihak terkait. Kesiapsiagaan dinilai penting demi meminimalisasi dampak yang dapat ditimbulkan. ***





