Suarantt.id, Kupang-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mencatatkan prestasi membanggakan dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. Dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berhasil diraih: Rekor Pagelaran Tari Tradisi Serentak oleh Penari Terbanyak (NTT Menari, menampilkan 22 tarian dari 22 Kabupaten/Kota) dan Rekor Pembacaan Puisi dalam Tiga Bahasa oleh Pelajar Terbanyak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, dalam laporan pelaksanaan Hardiknas 2025 menyampaikan bahwa tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu” menjadi semangat pendorong pelaksanaan berbagai kegiatan edukatif di NTT, dalam rangka mendorong pembangunan daerah yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan.
“Festival Sastra Daerah di TTS yang menghadirkan pembacaan puisi dalam Bahasa Dawan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris oleh 10.000 pelajar mencatatkan rekor MURI. Demikian pula, gerakan kolosal NTT Menari diikuti oleh lebih dari 20.000 pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK secara serentak di 22 kabupaten/kota. Tarian yang dibawakan merupakan warisan budaya tak benda Indonesia, dan ini menjadi bukti bahwa seni memiliki keterkaitan erat dengan kecerdasan,” ujar Ambros.
Selain dua pencapaian besar tersebut, peringatan Hardiknas 2025 di NTT juga diisi oleh sejumlah kegiatan bermakna, antara lain:
SMS Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, sebuah sayembara menulis surat yang diikuti lebih dari 1.000 siswa, sebagai upaya meningkatkan literasi melalui Gerakan NTT Membaca dan Menulis (Genta Belis). Karya terbaik dibukukan dalam antologi SMS Gubernur dan Wakil Gubernur.
Lomba KIHAJAR (Kita Harus Belajar) tingkat Provinsi NTT yang mendorong eksplorasi inovatif para pelajar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perlombaan internal Dinas Pendidikan, yang berlangsung pada 22–27 April 2025 dan melibatkan guru, kepala sekolah, serta pegawai sebagai bentuk penguatan solidaritas dan rekreasi sehat.
Gebyar SMK, menampilkan hasil keterampilan dan produk inovatif dari 48 SMK, sebagai wujud nyata pendidikan vokasi yang adaptif dan produktif.
Pameran Produk SMA dan SLB, yang melibatkan 32 SMA dan 1 SLB dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang sebagai bagian dari implementasi kurikulum merdeka belajar.
Gubernur NTT, Melki Laka Lena, turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan, termasuk Tarian Gawi massal bersama ribuan pelajar se-Kota Kupang. Sebelumnya, ia menyapa serta menyaksikan penampilan tari tradisional dari 21 kabupaten secara virtual.
Acara ditutup dengan peninjauan langsung ke stan Gebyar SMK dan Pameran Produk SMA. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Melki turut membeli produk UMKM karya pelajar sebagai bentuk nyata dukungan terhadap hasil karya lokal.
“Pendidikan harus berjalan beriringan dengan kebudayaan. Kolaborasi lintas sektor dan transformasi pendidikan yang berakar pada identitas lokal akan menjadi kekuatan NTT di masa depan,” ujar Gubernur Melki.
Dengan semangat “Ayo Bangun NTT”, peringatan Hardiknas 2025 menjadi bukti nyata bahwa pendidikan di NTT terus bergerak dinamis, inovatif, dan membumi. ***




