Suarantt.id, Kupang-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengungkap fakta mengejutkan terkait tantangan penanganan stunting di wilayahnya. Dalam evaluasi 100 hari kerja yang digelar Jumat (10/5/2025), Melki mengungkap bahwa perubahan pola pikir masyarakat menjadi tantangan terbesar.
“Saat kami turun langsung ke lapangan, kami temukan makanan bergizi yang seharusnya dikonsumsi ibu hamil atau anak-anak, justru dimakan oleh para bapak,” ungkap Gubernur Melki dalam pernyataan resminya.
Temuan tersebut, kata Melki, menunjukkan kegagalan dalam edukasi keluarga mengenai pentingnya pemenuhan gizi ibu hamil dan balita. “Ini bukan sekadar soal bantuan makanan. Ini soal keadilan gizi dalam rumah tangga,” tegasnya.
Dalam 80 hari masa kepemimpinan bersama Wakil Gubernur Johnny Asadoma, Melki menyatakan bahwa pihaknya telah melatih ratusan pendamping stunting di seluruh wilayah. Pendamping ini bertugas mengedukasi keluarga terkait gizi, pengasuhan, dan pemantauan ibu dan anak.
“Setiap wilayah stunting wajib ada pendamping. Bahkan, kalau bisa, setiap rumah yang memiliki anak stunting, harus ada satu pendamping khusus,” katanya.
Melki juga menyoroti pentingnya keterlibatan aktif para bapak dalam penanganan stunting. “Ibu-ibu tidak bisa bekerja sendiri. Mereka butuh dukungan penuh dari suami dan keluarga.”
Fokus Enam Program Prioritas
Gubernur Melki memaparkan enam program prioritas yang menjadi fokus pemerintahannya dalam 100 hari kerja, yaitu:
Penurunan angka stunting melalui pelatihan kader Posyandu dan pendampingan keluarga.
Pengembangan produk unggulan desa di setiap kabupaten/kota.
Dukungan promosi dan penjualan produk lokal melalui gerai dan aplikasi digital.
Mendorong akses pendidikan unggul untuk anak-anak NTT, termasuk ke sekolah kedinasan.
Reformasi pendapatan daerah dan birokrasi, termasuk penataan kontrak kerja dan pembentukan BUMD.
Penugasan ASN dan pekerja migran sebagai duta pembangunan daerah.
Peningkatan PAD dan Reformasi Birokrasi
Gubernur juga menargetkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp2 triliun. Semua kontrak kerja dengan pihak ketiga kini sedang direview agar lebih sesuai nilai pasar. “Kami ingin pemerintah tidak terus-menerus merugi,” jelasnya.
Pemprov juga tengah menyiapkan pemekaran BUMD, termasuk membentuk BUMD khusus parkir. Di sisi lain, penyegaran birokrasi tengah diproses, termasuk pelantikan pejabat eselon II hingga IV.
ASN Harus Turun ke Lapangan
Mengkritisi anggaran pegawai yang mencapai 56% dari total APBD, Gubernur Melki mendorong efisiensi dengan meminta ASN untuk aktif di lapangan. “ASN harus ke kebun, sawah, dan laut. Kita arahkan mereka bantu masyarakat secara langsung,” ujarnya.
Digitalisasi Produk Lokal dan Dukungan UMKM
Untuk mendorong produk lokal, Pemprov telah membuka gerai di Bandara El Tari Kupang, Labuan Bajo, dan pusat perbelanjaan seperti Lippo Plaza. Tak hanya itu, aplikasi digital untuk jual beli produk NTT akan segera diluncurkan.
Program Meja Rakyat dan Gerakan Koperasi Merah Putih
Melalui program “Meja Rakyat”, Pemprov telah menerima 170 laporan masyarakat yang ditindaklanjuti secara cepat. “Setiap laporan kami teruskan ke pihak terkait dan kami monitor langsung progresnya,” katanya.
Sementara itu, Gerakan Koperasi Merah Putih telah dimulai. “Target kami, seluruh desa membentuk koperasi sebelum Juli, agar bisa mengelola dana desa Rp5 miliar secara mandiri dan produktif,” ucap Melki.
Ajak Masyarakat Bangun NTT Bersama
Menutup paparannya, Gubernur Melki mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun NTT. “Kami akan bentuk Sekretariat Bersama di tiap kabupaten. Mari bangun NTT dari desa hingga kota, dari rakyat hingga birokrasi,” pungkasnya. ***





