Program Makan Bergizi Gratis di Sumba Barat dan SBD Disambut Antusias, Sekolah Apresiasi dan Beri Masukan

oleh -3314 Dilihat
Anak-anak SD di Kabupaten Sumba Barat Menikmati Program Makan Bergizi Gratis. (Foto Istimewa)

Suarantt.id, Waikabubak-Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto mulai diuji coba di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi bagi siswa di berbagai jenjang pendidikan.

Yayasan Ronita Peduli Sosial menjadi salah satu mitra utama dalam pelaksanaan program ini, bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Sejak dimulai pada 17 Februari 2025, ribuan siswa telah menerima manfaat dari makanan bergizi yang disediakan setiap hari di sekolah-sekolah penerima program.

Apresiasi dari Pihak Sekolah

Sejumlah kepala sekolah di Sumba Barat menyampaikan apresiasi mereka terhadap program ini. Plt. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Waikabubak, Nur Asia Binti Muhammad Nur menilai program ini sangat membantu siswa dalam mendapatkan asupan gizi yang lebih baik.

“Program ini diuji coba dari 17 hingga 26 Februari, berlangsung dari Senin hingga Jumat. Makanan yang disajikan aman dan sesuai standar gizi, terdiri dari buah, lauk pauk, dan sayur. Jumlah siswa penerima di SD Muhammadiyah mencapai 190 orang,” ujarnya.

Sebelum adanya program ini, sebagian siswa hanya sarapan seadanya di rumah atau membeli jajanan di kantin sekolah. Namun, dengan adanya makan bergizi gratis, anak-anak menjadi lebih antusias saat makan bersama teman-temannya, bahkan lebih lahap.

Pendapat serupa disampaikan oleh Hendris Benu, Kepala Sekolah SD Kristen Tunas Daud Jaya. Menurutnya, program ini memberikan dampak positif, baik bagi siswa maupun orang tua.

“Anak-anak sangat senang karena menu makanannya bervariasi setiap hari. Ini juga membantu orang tua, karena mereka tidak perlu repot menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anaknya. Saya sendiri sebagai orang tua sangat merasakan manfaatnya,” katanya.

Di SD Kristen Tunas Daud Jaya, program makan bergizi gratis telah berjalan selama dua minggu dengan 199 siswa penerima manfaat. Hendris juga menyebut bahwa setelah mengonsumsi makanan bergizi, siswa terlihat lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Masukan untuk Perbaikan Program

Meskipun program ini mendapat sambutan baik, ada beberapa catatan yang disampaikan pihak sekolah untuk perbaikan ke depan.

Di SD Muhammadiyah Waikabubak, Nur Asia menyarankan agar menu makanan disesuaikan dengan kondisi wilayah Sumba. Ia juga mengapresiasi Yayasan Ronita Peduli Sosial yang turun langsung memantau ke sekolah sehingga kualitas makanan tetap terjaga.

Hendris Benu dari SD Kristen Tunas Daud Jaya menyoroti kejadian di mana makanan yang disajikan memiliki aroma berbeda karena dipacking dalam kondisi panas. Namun, pihak sekolah cepat tanggap dan memutuskan untuk tidak membagikan makanan tersebut kepada siswa, menggantinya dengan pisang dan susu.

“Kami juga langsung berkoordinasi dengan Yayasan Ronita Peduli Sosial untuk menyampaikan permasalahan ini, sehingga bisa segera diperbaiki ke depan,” tegasnya.

Di SD Islam Waikabubak, program makan bergizi gratis sempat diuji coba selama lebih dari satu minggu. Namun, karena sedang dalam bulan puasa, program sementara dihentikan dan akan dilanjutkan setelah Ramadan.

“Selama uji coba, anak-anak sangat menikmati makanan yang diberikan. Biasanya mereka sulit makan, tetapi ketika makan bersama teman-teman, mereka lebih lahap,” ujar Kepala Sekolah Salamen Rodja, S.Pd.

Di SD Negeri Dedekadu, Kepala Sekolah Maria Dadakaka, S.Pd., menyampaikan bahwa program ini telah berjalan lebih dari satu minggu dan dirasakan manfaatnya oleh 354 siswa.

“Menu makanannya sangat bervariasi, mulai dari daging, telur, hingga ikan. Kami bersyukur karena program ini memberikan motivasi bagi anak-anak untuk datang ke sekolah dan mengikuti pembelajaran dengan lebih baik,” ungkapnya.

BACA JUGA:  DPRD NTT Kritisi Program Makan Bergizi Gratis, Usulkan Evaluasi Menyeluruh

Beberapa masukan juga disampaikan oleh pihak sekolah, seperti menghindari penggunaan bahan bumbu tertentu seperti minyak wijen yang kurang disukai siswa, menjaga kebersihan makanan, menambah porsi makan, serta menyeragamkan jenis buah yang diberikan agar tidak menimbulkan kecemburuan di antara siswa.

“Memang masih ada kekurangan karena ini masih tahap uji coba. Namun, komunikasi antara pihak sekolah dan Yayasan Ronita Peduli Sosial berjalan baik, sehingga setiap kendala bisa segera ditindaklanjuti,” ujar Maria Dadakaka.

Harapan untuk Keberlanjutan Program

Program Makan Bergizi Gratis di Sumba Barat mendapat sambutan positif dari orang tua murid dan pihak sekolah. Mereka menyampaikan apresiasi atas manfaat nyata program ini, terutama dalam membantu anak-anak mendapatkan asupan gizi seimbang di sekolah.

Sejumlah orang tua mengaku senang karena anak-anak mereka, yang sebelumnya sulit makan sayur, kini mulai terbiasa mengonsumsinya. Selain itu, program ini juga membantu mengurangi pengeluaran harian karena anak-anak sudah kenyang dan tidak perlu uang jajan tambahan.

Pihak Yayasan Ronita Peduli Sosial juga turut menyampaikan kebahagiaan mereka atas keberhasilan program ini. Mereka merasa senang karena program ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi anak-anak tetapi juga membantu meringankan beban orang tua.

Dengan respons positif ini, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat terus berlanjut dan memberikan dampak lebih luas bagi kesejahteraan anak-anak di sekolah. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.